Senin, 10 Mei 2010

SAJAK -SAJAK TERAKHIR

 To : K’nar
May 8, 2010 22:20:52

Malam begitu dingin …
Bisa membekukan badanku …
Tapi tidak dengan hatiku ..
Yang selalu hangat oleh cintamu.


 To : D’mar
May 8, 2010 22:24:41

Aku tersipu
Dengan eloknya lantunan sajakmu
Ingin ku tarik mentari,
Dengan tali penuh arti.
Agar kau tak beku lagi.


 To : K’nar
May 8, 2010 22:27:36

Tangisku tak dapat mengubah semua ini ..
Tapi, dapat membuktikan sesuatu
Yaitu cintaku yang begitu dalam untukmu..
Yang tak rela melepasmu ..
Dan tak’kan pernah rela
Meninggalkan mu …


 To : D’mar
May 8, 2010 22:32:55

Aku tak ingin kau tahu
Betapa nestapa telah mengakar di tanah kuyup ini ..
Betapa tercabik –cabik batin hati ..
Betapa mata tak dapat terpejam lagi ..
Itu ..
Karena dirimu,
Dan segala cinta yang kau tawarkan padaku.




 To : K’nar
May 8, 2010 22:35:01

Inilah sesuatu yang tak bisa ku jelaskan ..
Sesuatu yang sangat berarti untuk ku dan untukmu ..
Ku tahu ini tak bisa ku hentikan
Perasaan yang tak’kan pernah aku sesali .
Tetapi sesuatu yang ku syukuri dan akan selalu ku pelihara ..
Yang ku sebut itu cinta ..


 To : D’mar
May 8, 2010 22:40:00

Ingin rasanya tuk teriak
Dan berkata “aku tak mau pergi”
Namun,
Waktu telah menantiku kembali,
Pada apa yang ku janjikan untuk hariku nanti.
Dan sadarilah . . aku tak’kan pernah menyesali yang telah terjadi.
Padaku yang kini kau mabukan dengan harum semerbak taman cinta.


 To : K’nar
May 8, 2010 22:43:44

Cinta ini akan selalu ku jaga ..
Takan pernah pupus di hatiku..
Yang ku percaya telah merasuki jiwa dan hatimu
Dan tak’kan hilang begitu saja oleh waktu ..


 To : D’mar
May 8, 2010 22:47:10

Kau buat ku berhenti merajut kata –kata manis untuk dirimu.
Karena air hati yang lagi –lagi menuruni parasku.



 To : K’nar
May 8, 2010 22:55:41

Kau adalah sesuatu yang berharga untukku ..
Aku dapat mendaki gunung cinta,
Karena gunung itu adalah cintamu …
Aku dapat berjalan di tengah badai ketidakpercayaan,
Karena aku tahu kau selalu mempercayaiku ..
Aku dapat bernafas di tiap detik ini,
Karena setiap tetesan air mata hatimu …

 To : D’mar
May 8, 2010 23:04:46

Akankah benar –benar datang?
Hari dimana tak ada tangisan, kepedihan, atau rasa kehilangan.
Hari dimana hanya ada kebahagiaan, keceriaan, dan kerinduan yang membuncah.
Akankah benar –benar datang?
Detik dimana ku dapat tersenyum menatap dua buah bola mata terindah yang telah lama tak Nampak.
Detik dimana aku akan melihat sosok yang selalu aku dambakan.
Mungkin iya, tapi mungkin juga tidak.
Ku harap masa membuat itu mungkin,
Karena kau bilang
“kita pasti bertemu lagi”



 To : K’nar
May 8, 2010 23:08:56

Saat ini aku heran ..
Bagaimana bisa aku merajut sajak –sajak ini ..
Namun,
Ku sadar dengan semua yang ku rajut ini
Bukanlah kalimat –kalimat manis yang terucap manis,
Tapi,
Rasa yang timbul oleh cinta mu padaku.
Jadi, yakinlah pada cinta yang dapat membuat segalanya menjadi “pasti”



Aku terdiam, sesaat membaca sajak terakhir ..
“Pasti”??
Akankah??
Entah, tapi, ku coba yakinkan diri bahwa itu akan terjadi, seperti apa yang selama ini aku inginkan. Bersama diam, aku tak dapat lagi bermain dengan sajak –sajak manis yang biasanya terlontar begitu saja dari mulut ku.
Inilah detik –detik terakhir yang membuat seluruh darahku habis terisap oleh kata –katanya. Damar selalu membuat ku seperti ini, seperti mumi yang hidup semerta –merta karena cintanya.

6 bulan terakhir ini ku habiskan bersamanya,
Sosok seorang kakak, sahabat, keluarga, bahkan kekasih.

Damar bukan orang yang hangat, tapi ia mampu menjadi selaput matahariku. Ia bukan orang yang manis, tapi ia mampu membuat seluruh darah dalam tubuhku menjadi manis. Ia bukan orang yang lucu, tapi ia mampu membuatku tertawa bila menatap dua buah matanya.
Aku tak ingin mencintai dia sebagaimana seorang wanita mencintai kekasihnya, karena pasti cintanya akan habis di makan waktu. Aku tak ingin mencintai dia sebagaimana pungguk merindukan bulan, karena pada akhirnya pungguk mati tanpa pernah berbagi kasih. Aku hanya ingin mencintai dia sebagaimana bunga kesturi, karena harumnya tak bisa dikalahkan. Aku ingin mencintai dia sebagaimana edelweiss, karena keabadian yang dijanjijan.
Aku di landa badai kegalauan,
Di tempat yang sejujurnya telah ku kutuk, karena membuat ku terperangkap di sel pernjara yang jauh dari keluarga, namun.. entah apa yang Damar dan semua teman –teman lakukan. Mereka semua membutakan mataku, yang tadinya melihat pulau ini sebagai penjara .. menjadi surga dunia. Mereka semua membuatku tuli akan suara –suara yang selalu ku salahkan, mengapa aku bisa berada di sini?? .. kata-kata itu tak berlaku lagi saat ini. Hanya lantunan melodi persahabatan terindahlah yang terus mengiang di fikiranku.

Mereka yang akan selalu membuat aku merindu.
Tak kan pernah aku biarkan berlalu …
Waktu begitu cepat berlalu, bahkan aku tak sempat memeluk semua malaikat –malaikat cantik yang ku sebut sahabat. Ingin ku raih rembulan dan ku tawarkan pada mereka. tapi, bahkan rembulan seakan ikut bersedih akan kepergian Kinar yang sudah menginjak remaja ini.

May 9, 2010
Aku bermimpi memeluk semua orang –orang yang kucintai di bumi ibu pertiwi ini. Aku bangun dengan keringat dingin yang mengucur tiada henti. Ku tarik nafas panjang sambil menenangkan diri. Ku raba pipiku, basah?? Aneh, aku menangis dalam tidurku? Entah, yang pasti aku sangat merindukan mereka.
Aku terus sendiri, meratapi tiap tas yang akan ku bawa nanti. Bersila di ubin yang mungkin akan ku rindukan juga. Lagi –lagi ku yakinkan diri bahwa bumi belum berhenti berputar dan aku akan dan pasti bertemu kalian lagi. Seperti yang Damar katakana padaku suatu malam yang dingin.

Hari yang cukup melelahkan. Aku masih tak bisa mengusir kegalauan hati yang menggerogoti. Sungguh .. air hati tak tertampung lagi saat melihat foto –foto kenangan ku di bumi hati. Tanpa sadar ku tulis sesuatu di balik foto –foto itu.

May 10, 2010
Kinar
“sayangku pada apa yang ku sebut sahabat tak dapat ku tutupi hanya dengan seulas senyum yang menawan. Kasihku pada apa yang ku sebut kekasih tak dapat ku sirnakan hanya dengan linangan –linangan air mata hati. Cintaku pada apa yang ku sebut bumi hati tak dapat ku tutupi hanya dengan lambayan tangan singkat yang memilukan.”

Dammar, dan semua sahabat –sahabatku kini, aku pergi …

***


Malam sudah menantiku,
Untuk kembali ke peraduan ternyaman sepanjang masa. Yang sebentar lagi akan ku tinggal berlalu. Entah sejak kapan aku mulai menghargai orang lain beserta waktu mereka. aku belajar mencari tahu cinta yang abadi. Dan … tak ada ..
Yang ku temukan adalah keindahan saling menghargai.

Dulu ..
Aku sering menyalahkan diriku sendiri akan apa yang terjadi dan tak aku inginkan. Namun, kini Damar dan teman –temanku membawaku ke tempat yang tak pernah aku tahu. Tempat yang begitu penuh dengan cinta. Dan tak akan pernah aku lupa. Disinilah aku memberi, berbagi, menghargai, dan mencintai apa yang Tuhan telah berikan pada diriku bahkan jauh sebelum aku berada disini. Kini, aku hanya berfikir..
Bagaimana aku bisa di kasihi? Bila aku sendiripun tak pernah mengasihi.
Bagaimana aku bisa dicintai? Bila aku sendiripun tak benar –benar ingin dicintai.
Bagaimana aku bisa merasakan kehangatan? Bila aku sendiripun hanya memikirkan dingin.


Semua yang ku dapatkan di tempat ini tak akan pernah aku lupakan. Mereka membuatku berubah. Mereka mengajarkan tentang cinta, persahabatan, bahkan kehangatan keluarga.


***


Sinar di ufuk barat menyilaukan pandangan.
Merasakan kehangatan.
Yang perlahan menghilang di telan zaman. Senjapun pamitan, mengundurkan diri dari keramaian. Aku pergi , ke tempat baru yang tak ada kamu. Berjalan menuju cahaya baru.
Lama rasanya berjalan dalam 3 zaman. Banyak cinta dan duka yang tersimpan dalam laci penuh kenangan. Namun, kini waktulah yang datang tanpa diundang. Aku pamitan, dan ku pastikan kau tak’kan pernah menghilang.


***


Special terkasih untuk Damar dan para malaikat yang ku sebut kalian –sahabat.




***

All Content