Aku diam,
dalam lamunan panjang
Belati seakan sedang asik bermain di dasar rasa yang biasa di sebut cinta
Perih rasanya dipermainkan belati tak berhati
Tetes demi tetes air tubuh keluar dan enggan tuk berhenti
cairan merah merona yang sungguh menyiks
Kini, ku pandang lagi drinya
sekedar ingin tahu bagaimana air mukanya saat menatapku dengan belati yang tertancap dalam di sertai tetes tetes darah
Ia tersenyum
Sejenak aku bahagia
berfikir bahwa ia masih dapat tersenyum manja
Namun,
Belakangan aku tahu, kalau itu semua bukan untukku
Ingin ku berlari. tapi, tak bisa
Lama rasanya tak jumpa, sekarang ia datang dipenuhi butiran butiran darah yang ia berikan padaku dulu
navisha maulita dewi
untuk seseorang dalam novel 2tahun yang lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar